Seberapa laparkah puasa? Bagaimana laparnya orang yang puasa? Bagi orang Muslim, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang amat mudah untuk dijawab. Sebab hampir setiap Muslim pernah melaksanakan ibadah puasa. Tapi walaupun begitu, saya tetap ingin menuliskan pengalaman ini. Sebab pengalaman ini ada gunanya diketahui orang orang yang bukan beragama Islam.
Pernah dulu ketika saya masih duduk di bangku Smansa, seorang dari salah satu ranking umum kami mengatakan bahwa lebih mudah menjalankan puasa pada awal bulan Ramadhan dari pada di akhir bulannya. Sebab katanya, pada awal bulan Ramadhan, tubuh kita masih punya kandungan air yang cukup. Begitu hari demi hari kita jalani dengan tiada hari tanpa puasa, maka kandungan air di tubuh kita akan semakin berkurang. Sehingga dengan alasan ini, akan lebih payah menjalani puasa pada akhir bulan Ramadhan. Inilah yang diterangkan temanku se SMA dalam menjalani puasa selama 30 hari di bulan Ramadhan. Tapi pendapatnya ini benar benar tidak sama dengan apa yang saya alami. Menurut pengalaman saya, lebih susah menjalani puasa pada hari hari awalnya. Karena badan kita belum terbiasa dengan situasi puasa. Bila telah berlalu sekitar sepuluh hari, maka kita akan merasa biasa biasa saja. Bahkan saya sering terlupa bahwa saya sedang berpuasa. Begitulah mudahnya menjalani puasa pada pertengahan dan pada akhir puasa.
Kalau soal menahankan lapar, saya hanya merasa sedikit lapar. Lebih sakit merasakan lapar pada hari biasa karena terlambat makan dari pada menahankan lapar pada hari Ramadhan. Begitulah kira pengalaman saya dalam menjalankan ibadah puasa.
Pemilik blog ini adalah penulis buku 40 Hari Di Tanah Suci.
Ingin lihat profil penulis: Klik disini
Penulis buku ini juga doyan main internetan. Bila anda ingin mencoba punya gaji dari Internet, ikutlah dengan venifire. Tuliskan alamat email anda setelah mengklik iklan di bawah ini. Silakan mencoba.